Kamis, 24 April 2008

Hendaklah Beradab Dengan Allah

Orang mukmin haruslah beradab dengan Allah
Janganlah dia kurang ajar dengan Allah secara sadar atau tidak
Karena syirik itu mudah karena terbuka kepada umat
Oleh karena itu berhati-hatilah berkeyakinan dan berperasaan dengan Allah
Jangan sampai syirik, syirik adalah dosa besar
Jangan ada orang Islam hatinya berkata :
“Kalau aku tidak belajar aku tidak dapat cari makan”
Rasa hati seperti ini kurang ajar dengan Allah
Belajar adalah satu kewajiban, jangan sandarkan dengan cari makan
”Kalau aku berjuang karena Allah nanti susah cari makan “
Seolah-olah menuduh Allah, kalau berjuang Allah tidak beri makan
Ini termasuk kurang ajar dengan Allah
Berjuang adalah syariat Allah
Syariat haruslah ditegakkan
Mengapa dikaitkan bila berjuang takut Allah tidak beri makan?
Padahal banyak orang tidak berjuang susah cari makan
Banyak juga orang yang memperjuangkan Allah mudah mencari makan
Begitulah juga jangan hati berkata lebih-lebih lagi lidah berkata
“Mujurlah aku dapat bekerja dengan pemerintah, kalau tidak akan makan apa? “
Ini dia telah menuduh Allah bahwa pemerintah lebih mampu memberi makan
daripada Allah
Ini adalah aqidah yang sudah terlalu rusak
Orang semacam ini shalatpun tidak ada arti apa-apa
Shalat adalah syariat, keyakinan tadi adalah aqidah
Mengapa orang yang bersyariat tidak beraqidah?
Aqidah lebih besar dari syariat
Aqidah rusak otomatis syariat tertolak
Kalau aqidah tidak rusak syariat tidak semestinya rusak
Aqidah rusak artinya dia telah merobek-robek Allah
Syariat rusak baru merobek-robek ajaran Allah
Zaman sekarang banyak orang bersyariat aqidahnya rusak
Kalau aqidah sudah rusak pula shalatnya, ibadah tidak ada nilai lagi di sisi Allah
Orang yang beribadah terjun ke Neraka Allah
Harap ambil perhatian

Kita akan gunakan mengikut apa yang Dia pesankan kepada kita bukan?
Harta kita, tenaga kita, hakikatnya adalah kepunyaan Allah.
Kepunyaan kita hanyalah sebagai nisbi karena disandarkan kepada kita
Akal fikiran kita, ilmu kita hakikatnya kepunyaan Allah yang bersifat maknawi
Bahkan apa yang ada pada kita lahir dan batin adalah kepunyaan Allah
Allah hanya pinjamkan kepada kita
Bahkan diri kita pun kepunyaan Allah
Dan dipesankan kepada kita, gunakan mengikut kehendak Allah, bukan kehendak kita
Kalau begitu mana kita dapat berkata :
“Hartaku, terserah kepada aku,
hendak untuk apa aku gunakan, terpulanglah kepada aku.”
Setiap yang kita miliki akan ditanya nanti bagaimana menggunakannya
Bilamana penggunaannya tidak sesuai dengan kehendak Allah Nerakalah jawabannya
Karena itulah kalau manusia faham konsep milik ini
tidak ada manusia yang susah di dunia
Yang tidak punya pun akan tertolong
Karena yang punya pandai menggunakan kepunyaannya di tempat yang betul
Yaitu menolong orang yang tidak punya
Sebenarnya setiap manusia yang Allah hidupkan sudah disediakan rezeki dan sebagainya
Yang tidak bernasib baik mungkin kecederaan, cacat, kemalangan,
tetap ada rezekinya
Tapi di tangan orang kaya, orang kaya pasti menolong mereka
Kalau tidak, orang kaya telah melakukan penzaliman sesama manusia.
Wallaahu a'lam. ***

Tidak ada komentar: